SENI DI SEKOLAH UMUM

KONSEP DAN FUNGSI
PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH UMUM
Resume :
Konsep pendidikan seni dapat dibedakan dan dikelompokkan menjadi dua, yaitu : (1) seni untuk seni, (2) seni untuk pendidikan. Konsep yang kesatu lebih tepat diterapkan dan dikembangkan pada sekolah – sekolah kejuruan seni dan perguruan tinggi seni. Sedangkan konsep yang kedua, lebih tepat diterapkan dan dikembangkan pada sekolah – sekolah umum. Dari penerapan konsep pendidikan seni yang kedua “seni untuk pendidikan” di sekolah umum, kita akan menemukan beberapa fungsi pendidikan seni didalamnya, diantaranya : (1) seni sebagai sarana berekspresi, (2) seni sebagai sarana pengembangan kreativitas, (3) seni sebagai sarana pengembangan bakat dan keterampilan, (4) seni sebagai sarana peningkatan rasa estetis dan daya apresiasi, (5) seni sebagai sarana pembentukan kepribadian anak dan (6) seni sebagai sarana pembentukan kepribadian dan bersosialisasi. Dengan melihat fungsi pendidikan seni di sekolah umum diatas menunjukkan begitu besarnya peranan dan sumbangan pendidikan seni bagi pengembangan potensi dan pembentukkan kepribadian anak didik.


Seberapa penting peranan dan sumbangan pendidikan seni bagi anak didik di sekolah umum? Pertanyaan tersebut sering menggelitik kita, bahkan sebagian masyarakat berpendapat bahwa pendidikan seni di sekolah umum dianggap tidak penting dan tidak dibutuhkan (dipandang sebelah mata). Untuk menjawab pertanyaan dan pendapat sebagian masyarakat tersebut diatas, marilah kita perhatikan uraian berikut ini.
Pendidikan seni sebenarnya sudah ada sejak jaman Yunani kuno. Pada saat itu pendidikan seni dilakukan dalam bentuk pelatihan calon – calon seniman atau pekerja seni di tempat – tempat pelatihan atau semacam sekolah seniman. Pendidikan seni pada saat itu mempunyai kecenderungan menggunakan pendekatan Pewarisan (Parental Succession), yaitu pemindahan keterampilan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya dan Pencantrikan, yaitu pemindahan keterampilan dari seniman kepada seseorang yang membantu atau bekerja pada seniman tersebut (Apprentice).
Pada abad 17, untuk pertama kalinya seni dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Pada masa itu, pendidikan seni menggunakan pendekatan rasional, yaitu konsep pendidikan seni yang menekankan pada sistematika penguasaan keterampilan untuk menghasilkan karya yang merupakan tiruan alam.
Pada pertengahan abad 19, muncul konsep baru dalam seni, yaitu seni sebagai ekspresi. Yang dimaksudkan adalah seni bukan lagi dianggap semata – mata hasil tiruan alam, melainkan suatu wadah ungkapan pengalaman bathin seniman. Bertolak dari konsep tersebut, orang mulai mengkaitkan bahwa karya seni yang dihasilkan oleh anak – anak juga merupakan hasil visualisasi pengalaman bathin dari anak – anak. Sejak saat itulah konsep pendidikan seni banyak mengalami pembaharuan.
Konsep pendidikan seni mengalami pembaharuan yang sangat berarti pada tahun 1970, saat munculnya buku berjudul “ Education Through Art “ yang disusun oleh Herbert Read. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa seni dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan – tujuan pendidikan. Konsep ini

semakin populer dan bisa diterima di banyak negara dengan dukungan tokoh – tokoh, yaitu J. Lock, Rouseau, Pestalozzi dan Frabel yang menyatakan bahwa kegiatan berkesenian banyak bermanfaat bagi perkembangan belajar anak didik, yaitu menunjang pendewasaan anak.
Setelah kita mengamati dan mencermati perkembangan serta perubahan yang terjadi pada konsep pendidikan seni diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep pendidikan seni dapat dibedakan dan dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
meningkatan aspek keterampilan dan menghasilkan seniman (seni untuk seni), (2) mencapai tujuan pendidikan (seni untuk pendidikan). Konsep yang kesatu lebih tepat diterapkan dan dikembangkan pada sekolah – sekolah kejuruan seni dan perguruan tinggi seni, karena melatih dan meningkatkan aspek keterampilan serta meningkatkan daya ekspresi, daya kreasi dan kepekaan estetis dalam berkesenian. Sedangkan konsep yang kedua, lebih tepat diterapkan dan dikembangkan pada sekolah – sekolah umum, karena selain meningkatkan daya ekspresi, daya kreasi, apresiasi dan kepekaan estetis anak, juga membantu anak menumbuhkembangkan potensi pribadi secara utuh.
Dari penerapan konsep pendidikan seni yang kedua (seni untuk pendidikan) di sekolah umum, kita akan menemukan beberapa fungsi pendidikan seni didalamnya, diantaranya : (1) anak menuangkan isi hati saat berkarya seni dengan melibatkan pikiran, perasaan dan emosinya. Fungsi pendidikan seni disini adalah sebagai sarana berekspresi. (2) anak mengenal, bereksperimen dengan berbagai alat, bahan dan teknik dalam berkarya seni. Sehingga anak tersebut dapat mencipta (tidak meniru atau mencontoh) karya seni. Fungsi pendidikan seni disini adalah sebagai sarana pengembangan kreativitas. (3) anak melakukan kegiatan berkarya seni sehingga meningkatkan keterampilan dalam berkarya seni. Fungsi pendidikan seni disini adalah sebagai sarana pengembangan bakat dan keterampilan. (4) anak melakukan pengamatan, penikmatan, penilaian terhadap karya seni sehingga timbul penghargaan (apresiasi seni) maka fungsi pendidikan seni disini adalah sebagai sarana peningkatan rasa estetis dan daya apresiasi. (5) anak berkarya seni dengan berpikir, hati – hati, teliti, telaten, sabar, cekatan dan memperhatikan norma – norma yang ada dan rasa tanggung jawab. Fungsi pendidikan seni disini adalah sebagai sarana pembentukan kepribadian anak. (6) anak melatih keberanian, percaya diri, berinteraksi dan berkomunikasi melalui kegiatan pergelaran (pementasan dan pameran). Fungsi pendidikan seni disini adalah sebagai sarana pembentukan kepribadian dan bersosialisasi.
Dari uraian fungsi pendidikan seni di sekolah umum diatas menunjukkan begitu besarnya peranan dan sumbangan pendidikan seni bagi pengembangan potensi dan pembentukkan kepribadian anak didik. Melalui pendidikan seni yang ada di sekolah umum, anak akan mengalami perubahan, perkembangan, pertumbuhan dan peningkatan yang positif pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (moral) dan psikomotorik (keterampilan)nya. Karena pendidikan seni di sekolah umum menggarap ketiga aspek tersebut.



Data Pribadi Penulis :
Nama : Bagusworo
Pendidikan : S-1 Seni rupa

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.